Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pinjol vs Paylater: Apakah Sama-sama Bahaya untuk Keuangan?

ilustrasi uang (unsplash.com/Alexander Grey)
Intinya sih...
  • Suku bunga pinjol tinggi dan tidak transparan, sementara paylater memiliki biaya administrasi dan denda keterlambatan yang membebani.
  • Paylater digunakan untuk pembelian impulsif, sedangkan pinjol dimanfaatkan dalam kondisi terdesak secara emosional.
  • Pinjol ilegal dapat menyalahgunakan data pribadi, sementara paylater dari platform resmi tetap memiliki risiko keamanan data.

Ada dua layanan finansial digital yang kini semakin banyak diakses masyarakat yakni pinjaman online atau pinjol dan fitur bayar nanti atau paylater. Kemudahan akses terhadap kedua layanan finansial digital tersebut, kerap membuat banyak orang tergoda untuk menggunakannya tanpa pertimbangan yang benar-benar matang. Kedua layanan ini seolah menawarkan kenyamanan tersendiri dalam melakukan transaksi, namun dibaliknya tetap tersimpan risiko keuangan yang dapat menjerat apabila tidak digunakan dengan bijak.

Meski sekilas terlihat serupa karena sama-sama menawarkan akses cepat ke dana atau barang tanpa melalui pembayaran langsung, namun pinjol dan paylater tetap memiliki mekanisme dan potensi risiko yang berbeda-beda. Untuk memahaminya, maka perhatikan beberapa fakta penting berikut ini terkait pinjol dan paylater agar bisa sama-sama memahami mana yang lebih berbahaya dan menyikapinya dengan bijak.

1. Bunga dan biaya tambahan bisa mencekik

ilustrasi uang (unsplash.com/Roman Synkevych)

Salah satu bahaya utama pinjol terletak pada suku bunga yang sangat tinggi dan sering kali tidak transparan, khususnya apabila diambil dari lembaga ilegal. Pada jangka waktu singkat, bunganya bisa menumpuk dan membuat utang semakin membengkak hingga berkali-kali lipat dari jumlah awalnya.

Sementara untuk paylater memang cenderung memiliki bunga yang lebih rendah, namun biaya administrasi dan denda keterlambatannya bisa saja sangat membebani. Jika hal ini tidak segera dilunasi, maka tagihan paylater dapat menimbulkan tekanan keuangan yang mirip dengan utang pada pinjol.

2. Keterpakaian emosional tanpa kontrol finansial

ilustrasi uang (pexels.com/MART PRODUCTION)

Paylater sering kali digunakan untuk pembelian yang sifatnya impulsif karena memang terlihat telinga di awal, namun total cicilannya bisa sangat menggerus arus kas harian. Ada banyak pengguna yang terjebak untuk membeli barang yang sebetulnya tidak benar-benar dibutuhkan hanya karena pembayarannya ditunda.

Di sisi lain untuk pinjol kerap dimanfaatkan ketika seseorang sedang dalam kondisi terdesak secara emosional, seperti untuk keperluan mendadak atau krisis keuangan tanpa memikirkan konsekuensinya. Akibat dari hal ini akan menyebabkan pengambilan keputusan yang tergesa-gesa dan justru memperburuk kondisi keuangan yang dimiliki oleh seseorang.

3. Risiko teror dan masalah privasi

ilustrasi uang (pexels.com/Alex P)

Salah satu risiko paling nyata dari pinjol ilegal terletak pada penyalahgunaan data pribadi, termasuk akses ke kontak dan galeri foto yang kerap digunakan untuk menekan peminjam. Tidak sedikit pula kasus peminjam yang diteror, dipermalukan, hingga mengalami stres berat akibat cara penagihan yang dianggap tidak manusiawi.

Walau paylater dari platform resmi relatif lebih aman, namun tetap ada resiko terkait keamanan data dan juga penyalahgunaan informasi transaksi tersebut apabila tidak diamankan dengan baik. Kedua layanan ini tetap memerlukan perhatian khusus terhadap proteksi data pribadi untuk memastikan keamanan digital dari penggunanya.

4. Pengaruh negatif pada skor kredit dan reputasi finansial

ilustrasi kartu kredit (pexels.com/REINER SCT)

Penggunaan pinjol dan paylater yang tidak terkontrol dengan baik justru bisa mencoreng catatan kredit atau skor BI checking yang diperlukan ketika mengajukan kredit resmi di kemudian hari. Pada saat tunggakan menumpuk atau tidak dibayarkan tepat waktu, maka nama pengguna bisa saja dengan mudah masuk ke daftar hitam dari lembaga keuangan.

Reputasi finansial yang rusak dapat membawa dampak buruk, termasuk ditolaknya aplikasi kartu kredit, KPR, hingga kredit usaha. Oleh sebab itu, sebaiknya kamu dapat berpikir panjang sebelum menggunakan pinjol dan paylater agar tidak menyesal di kemudian hari, namun jika memang dijadikan sebagai opsi terakhir, maka harus digunakan dengan penuh tanggung jawab.

Baik pinjol atau paylater sama-sama memiliki potensi bahaya yang nyata apabila tidak digunakan dengan baik. Perbedaannya memang hanya terletak pada mekanisme dan tampilan luarnya, namun risiko keuangan dan tekanan psikologisnya bisa sama-sama berat. Harus lebih bijak dalam berutang agar memeroleh stabilitas keuangan yang sehat!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us