Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi peternakan ayam (freepik.com/freepik
ilustrasi peternakan ayam (freepik.com/freepik

Intinya sih...

  • Wabah penyakit menular dapat menyebabkan kerugian besar dan kebangkrutan

  • Fluktuasi harga pasar bisa menghancurkan perencanaan keuangan peternak ayam

  • Kegagalan pangan dan kualitas nutrisi dapat mengakibatkan kerugian dalam skala besar

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Beternak ayam kerap dianggap sebagai usaha yang menjanjikan karena permintaan pasar terhadap daging dan telur selalu tinggi. Meski memiliki potensi keuntungan yang besar, terdapat berbagai risiko yang bisa membuat seorang peternak mengalami kerugian drastis dalam waktu singkat.

Banyak yang mengira beternak ayam cukup dengan menyediakan kandang, pakan, dan bibit yang sehat. Padahal, usaha ini memerlukan manajemen yang ketat serta pengetahuan mendalam tentang penyakit, perawatan, hingga pemasaran. Kesalahan kecil saja bisa berakibat fatal terhadap kelangsungan bisnis peternakan ayam.

1. Wabah penyakit menular

Sepasang produk ternak ayam jago hasil breeding peternak muda Kabupaten Jembrana, Bali.(IDN Times/Putu Sastra Putra)

Salah satu risiko paling mengerikan dalam beternak ayam adalah serangan penyakit menular seperti flu burung, Newcastle Disease, atau kolera ayam. Penyakit-penyakit tersebut bisa menyebar dengan sangat cepat di dalam kandang, terutama jika sistem kebersihan tidak dijaga dengan baik. Dalam waktu singkat, seluruh populasi ayam bisa terinfeksi dan mati, menyebabkan kerugian besar.

Biaya pengobatan serta pembersihan kandang pasca wabah sangat mahal dan memerlukan waktu pemulihan yang cukup lama. Bahkan dalam beberapa kasus, seluruh kandang harus dikosongkan dan dilakukan karantina, yang berarti tidak ada pemasukan sama sekali. Ketika penjualan berhenti total dan modal habis, kebangkrutan menjadi sangat mungkin terjadi.

2. Fluktuasi harga pasar

ilustrasi peternakan ayam (freepik.com/freepik

Harga ayam potong maupun telur sangat bergantung pada kondisi pasar yang kerap berubah-ubah tanpa bisa diprediksi. Ketika pasokan ayam melimpah di pasaran, harga jual bisa turun drastis hingga berada di bawah biaya produksi. Kondisi seperti ini membuat hasil panen tidak menutup modal yang telah dikeluarkan sebelumnya.

Fluktuasi harga bisa menghancurkan perencanaan keuangan yang sudah disusun dengan cermat. Penurunan harga yang terjadi selama beberapa minggu saja cukup untuk menggerus keuntungan dan membuat peternak mengalami kerugian terus-menerus. Jika tidak memiliki cadangan keuangan yang kuat, risiko bangkrut bisa datang secepat musim panen.

3. Kegagalan pangan dan kualitas nutrisi

ilustrasi ayam (freepik.com/tawatchai)

Pakan merupakan komponen utama dalam menentukan produktivitas ayam. Jika pakan tidak berkualitas, ayam akan tumbuh lambat, mudah sakit, dan tidak mencapai berat ideal. Selain itu, pakan yang tercemar bisa menyebabkan keracunan massal dalam kandang. Dampaknya tidak hanya pada kesehatan ayam, tetapi juga terhadap reputasi produk jika sampai ke tangan konsumen.

Kesalahan dalam memilih pemasok pakan atau penggunaan pakan oplosan bisa menimbulkan kerugian dalam skala besar. Biaya perbaikan kondisi ayam serta kehilangan masa panen tidak mudah untuk ditutupi dengan cepat. Dalam situasi seperti ini, modal habis sebelum hasil ternak bisa dijual, sehingga risiko kebangkrutan semakin nyata.

4. Pencurian dalam skala besar

ilustrasi pencurian (freepik.com/user1852)

Keamanan dalam peternakan sering kali diabaikan, padahal pencurian ayam maupun pakan bisa merugikan dalam jumlah besar. Akses kandang yang terbuka dan tidak adanya sistem pengawasan memudahkan pelaku untuk mencuri dalam jumlah besar. Kecurangan juga bisa terjadi dari pihak pekerja yang tidak jujur atau bermasalah sehingga memberikan dampak kerugian yang nyata.

Kerugian akibat pencurian bukan hanya pada barang yang hilang, tetapi juga pada kepercayaan terhadap sistem kerja yang telah dibangun. Jika pencurian terjadi berulang kali, biaya operasional membengkak tanpa hasil yang setara. Dalam waktu singkat, usaha bisa kehilangan arah dan tidak lagi memiliki modal untuk melanjutkan produksi.

5. Keterbatasan akses ke pasar dan distribusinya

ilustrasi daging ayam (pexels.com/alleksana)

Setelah panen, proses pemasaran dan distribusi menjadi tahap krusial dalam peternakan ayam. Jika tidak memiliki jaringan distribusi yang baik, hasil ternak akan sulit dijual tepat waktu. Terlambat dalam menjual ayam potong bisa menyebabkan berat ayam melebihi standar pasar, sementara telur bisa cepat rusak jika tidak segera didistribusikan.

Keterbatasan akses ke pasar membuat peternak bergantung pada tengkulak atau perantara yang seringkali membeli dengan harga sangat rendah. Tanpa kontrol atas jalur distribusi, keuntungan menjadi sangat kecil atau bahkan tidak ada sama sekali.

Beternak ayam memang menjanjikan keuntungan tinggi, tetapi juga menyimpan berbagai risiko yang tidak bisa dianggap remeh. Penyakit menular, harga yang tidak stabil, kualitas pakan buruk, pencurian, serta sulitnya menjangkau pasar adalah tantangan nyata yang bisa mengancam kelangsungan bisnis.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team