Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pertemanan (pexels.com/Kampus Production)

Intinya sih...

  • Pembahasan uang di circle pertemanan bisa jadi seru dan asyik

  • Berpotensi untuk praktik menumbuhkan uang bersama teman

  • Perlu menerapkan batasan tertentu untuk menjaga privasi dan kesepakatan anti utang

Sadar atau tidak, bagi sebagian besar orang pembahasan uang itu menjadi salah satu hal yang masih tabu untuk dibicarakan. Bisa terlihat sedari kecil seolah anak-anak masih tidak boleh tahu soal uang. Alih-alih melarang, lebih bijak lagi jika sudah ditanamkan pemahaman terkait konsep uang secara sederhana, lho.

Berlindung di balik dimensi privasi, tanpa sadar ada banyak peluang pembahasan uang yang bisa bikin finansial makin bertumbuh. Salah satunya, yakni pembahasan pertumbuhan uang di circle pertemanan. Sebagai evaluasi bersama, berikut sederet alasan untuk normalisasi bahas pertumbuhan uang di circle pertemanan yang lengkap dengan benefit dan batasan amannya.

1. Asyiknya teman satu frekuensi bikin bahas pertumbuhan uang jadi lebih seru

ilustrasi persahabatan (pexels.com/Alexander Suhorucov)

Circle pertemanan, hanya orang-orang tertentu yang bisa masuk hingga bertahan dan bisa seru-seruan bareng. Tentunya, syarat utama supaya bisa menjadi satu circle ya harus cocok dan satu frekuensi dengan kamu, ya.

Alhasil, sudah tidak diragukan lagi betapa seru dan asyiknya saat kalian sedang kumpul bareng.

Alih-alih punya circle yang hanya untuk bersenang-senang melepas penat dari beban keseharian, kenapa tidak sekaligus menjadi wadah untuk membahas pertumbuhan uang?

Bukankah lebih seru saat membahas pertumbuhan uang bersama orang yang menyenangkan? Bandingkan dengan belajar sendiri bersama pakar keuangan yang terasa menegangkan, deh. Oleh karena bahas uang itu terasa berat topiknya, butuh suasana cair yang salah satunya bisa didapatkan saat ngobrol dengan teman yang satu frekuensi, lho.

Lantas, bagaimana kalau temannya memang asyik, tapi kalian sama-sama gak tahu soal ilmu keuangan yang sehat? Ya belajar bersama. Dengan orang yang seru, tentu proses belajar juga gak kalah seru. Terlebih, kalian bisa ikut seminar keuangan bareng, lalu bisa dilanjut dengan ngobrol detail ilmu yang didapatkan.

2. Berpeluang bisa praktik menumbuhkan uang bersama

ilustrasi pertemanan (pexels.com/Buro Millennial)

Gak hanya belajar keuangan bareng, ngobrol soal pertumbuhan uang bareng, tetapi juga bareng-bareng bisa praktik menumbuhkan uang bersama. Bayangkan, betapa serunya menuju kemapanan finansial bersama para sahabat tercinta? Asyik banget, ya.

Terlebih, saat sudah menuai hasil dari keuangan yang bertumbuh bersama, kalian bisa coba buka bisnis bersama, modalnya dari patungan. Jadi, pertemuan dengan teman yang satu frekuensi itu gak hanya melepas penat, tapi juga arahnya produktif secara finansial, ya.

Kamu juga bisa mencoba menanamkan modal investasi bersama. Misalnya saja jika kalian takut mencoba investasi yang berikan return tinggi dengan risiko dana lost yanh juga tinggi. Tapi, enggan menuai return kecil dari instrumen investasi yang minim risiko.

Nah, solutifnya di sini kamu dan temanmu bisa menggabungkan uang sebagai modal investasi yang minim risiko tapi berikan return cukup tinggi. Ya, misalnya saja dengan return 7-10 persen per tahun, tentu modal Rp100 juta punya imbal hasil yang jauh lebih besar nominalnya daripada modal sendirian di angka Rp50 juta, bukan?

Apa pun jenis praktik pertumbuhan uang bersama teman. Biar aman dan terjamin secara jangka panjang, jangan lupa untuk membuat perjanjian tertulis yang resmi, khususnya terkait pembagian nilai keuntungan uang sesuai dengan kesepakatan bersama, ya.

3. Bisa menerapkan batasan tertentu untuk menjaga privasi

ilustrasi pertemanan (pexels.com/Zen Chung)

Gak bisa dipungkiri pembahasan uang memang ada kalanya menjadi sensitif, meski dengan teman dekat yang satu frekuensi sekali pun. Tenang, kamu tentu mengenal bagaimana karakter temanmu itu, apa yang perlu kamu hindari, pun apa yang perlu temanmu hindari.

Jika kurang paham karakter mendalam temanmu, bicarakan saja secara terbuka. Ya, selayaknya niatan ingin menghilangkan hal tabu terkait uang dengan normalisasi pembahasan pertumbuhan keuangan.

Misalnya saja, batasan privasi akan total aset yang dimiliki. Gak menutup kemungkinan hal ini bikin yang asetnya kecil malu, bahkan berujung iri hati. Padahal sebenarnya asyik dan seru diajak bertukar pikiran terkait pertumbuhan uang. Jadi, fokus saja terhadap niatan pertumbuhan uang tanpa perlu tahu hingga mengusik kepemilikan pribadi, ya.

4. Bikin kesepakatan anti utang satu sama lain yang berpotensi merusak pertemanan

ilustrasi persahabatan (pexels.com/Alexander Suhorucov)

Puncaknya, hal yang bikin orang malas membahas keuangan ialah saat secara tersurat maupun tersirat terlihat mampu. Lalu justru menjadi ladang untuk untuk sekitarnya pada mendekati, memanfaatkan sepihak, bahkan utang dengan niatan buruk.

Tentu memberi utang ke orang yang sulit bayarnya itu menyulitkan, terlihat punya uang lalu teman butuh utang juga gak enak hati untuk menolaknya. Kalau pun terkenal gak pernah telat bayar utang, tetap saja artinya punya riwayat hobi utang. Terlebih, tetap butuh waktu dan tenaga untuk tracking progres utang yang kamu berikan.

Dengan begitu, akan jauh lebih aman jika gak ada unsur utang dalam pembahasan pertumbuhan uang di circle pertemanan. Mau kasih utang ke teman yang terlihat baik di depan, belum tentu bisa berujung baik secara jangka panjang. Tapi sudah tentu iya bahwa utang berpeluang merusak pertemanan.

Jadi, terbuka terkait pembahasan pertumbuhan uang itu fokus saja di ranah yang positif dengan batasan aman yang tidak merugikan. Seperti saling belajar keuangan bareng hingga berbagai informasi terkait instrumen pertumbuhan keuangan yang menjanjikan hasilnya. Sepakat?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team