5 Sumber Utang yang Sering Diremehkan Gen Z, Padahal Mengikat!

- Paylater & cicilan digital: Fitur ini membuat banyak Gen Z lupa bahwa mereka sebenarnya sedang berutang, bisa bikin keuangan seret sampai berbulan-bulan.
- Utang teman atau keluarga: Meskipun dianggap "utang santai", tidak bayar utang bisa merusak hubungan dan sulit diperbaiki.
- Tagihan kartu kredit: Bayar minimum payment hanya menunda beban, penting tahu cara kerja kartu kredit dan bijak memakainya.
Zaman sekarang, utang gak selalu datang dari pinjaman bank atau koperasi. Buat Gen Z, utang bisa muncul dari hal-hal yang kelihatannya simpel dan ‘receh’ banget. Kayak langganan aplikasi atau beli barang pakai paylater. Karena prosesnya serba instan tanpa ribet, banyak yang jadi lengah dan gak sadar kalau mereka sebenarnya sedang terikat utang.
Padahal, utang yang diremehkan itu justru bisa jadi beban keuangan jangka panjang. Awalnya sih kelihatan kecil, tapi kalau terus dibiarkan dan dikumpulkan bisa bikin dompet jebol. Apa saja sumber utang yang diremehkan Gen Z tersebut? Simak artikel ini sampai tuntas, yuk!
1. Paylater & cicilan digital

Layanan paylater memang kelihatan menggoda, karena cuma sekali klik dan barang impianmu langsung terkirim, bayarnya pun bisa nanti. Buat Gen Z yang suka kepraktisan, fitur ini jadi andalan buat beli tiket konser, skincare, bahkan makanan. Namun sayangnya, kemudahan ini bikin banyak orang lupa kalau mereka sebenarnya sedang berutang. Awalnya gak berasa “kehilangan uang” dan jadi pengeluaran enteng, tapi nyicilnya bisa bikin keuangan seret sampai berbulan-bulan.
Masalahnya, banyak yang akhirnya kalap dan pakai paylater buat segala hal tanpa menghitung kemampuan bayar. Ujung-ujungnya, tagihan jadi numpuk, bunga berjalan, dan dompet pun megap-megap. Apalagi kalau kamu pakai lebih dari satu layanan paylater, bisa-bisa bingung sendiri kapan harus bayar yang mana. Jadi, penting banget buat pakai paylater dengan bijak dan selalu berhitung dulu, ya!
2. Utang teman atau keluarga

Pinjam uang ke teman atau keluarga sering dianggap “utang santai” karena gak ada bunga, gak ditagih terus, dan rasanya gak seformal pinjaman bank. Namun justru karena terlalu santai, banyak Gen Z yang malah lupa atau sengaja gak buru-buru bayar. Padahal, walau gak ada perjanjian tertulis, tetap aja itu utang!
Risikonya, hubungan bisa rusak cuma gara-gara uang. Teman bisa jadi jaga jarak, keluarga bisa jadi sungkan ngomong. Kalau kejadian kayak gini udah muncul, biasanya susah buat diperbaiki. Jadi, meskipun minjam ke orang terdekat, tetap perlakukan itu sebagai tanggung jawab yang harus diselesaikan. Jangan tunggu ditagih baru inget, apalagi sampai pura-pura lupa!
3. Tagihan kartu kredit

Banyak pengguna kartu kredit, termasuk Gen Z, merasa aman ketika mereka bisa membayar “minimum payment” setiap bulan. Rasanya kayak ringan gitu, padahal pembyaran minimum itu cuma sebagian kecil dari total tagihan. Sisanya tuh tetap dikenakan bunga yang lumayan besar. Tanpa sadar, utang kartu kredit bisa jadi bola salju yang makin lama makin gede, lho!
Kalau terus-terusan bayar minimum doang, kamu sebenarnya cuma menunda beban, bukan menyelesaikannya. Bisa jadi kamu terjebak utang selama berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun. Jadi penting banget buat tahu cara kerja kartu kredit dan bijak memakainya. Kalau memang belum sanggup bayar penuh, setidaknya cicil lebih dari minimum agar utang cepat lunas dan bunganya gak mencekik.
4. Langganan otomatis (subscription)

Langganan bulanan kayak Netflix, Spotify, atau aplikasi belajar sering terasa enteng karena potong saldo otomatis tiap bulan. Namun justru karena otomatis itulah, banyak Gen Z yang lupa bahwa mereka masih bayar untuk layanan yang bisa jadi udah gak kepakai lagi. Ujung-ujungnya, pengeluaran terus jalan diam-diam tanpa disadari.
Kalau kamu langganan di banyak platform sekaligus, total pengeluarannya bisa lumayan lho. Belum lagi kalau sistem pembayarannya nyambung ke kartu kredit atau paylater, bisa jadi utang juga. Makanya, penting banget buat rutin cek langgananmu. Kalau udah gak terpakai, mending langsung berhenti sebelum jadi beban bulanan yang sia-sia.
5. Utang gaya hidup (lifestyle debt)

Gaya hidup sekarang makin keren dan cepat berubah. Misalnya baju harus kekinian, gadget harus yang terbaru, dan nongkrong harus di tempat yang hits. Namun sayangnya, demi terlihat kekinian, banyak Gen Z yang rela berutang. Entah itu pakai paylater, cicilan iPhone, atau minjem uang demi bisa ikut tren semata.
Kalau dibiarkan terus, utang gaya hidup bisa jadi jebakan yang susah keluar. Bukannya nabung buat masa depan, uang malah habis buat tampil keren sesaat. Memang gak salah kalau mau menikmati hidup, tapi penting juga buat punya batas. Jangan sampai demi pencitraan di media sosial, kamu harus ngutang sana-sini dan akhirnya stres sendiri.
Utang tuh bukan cuma soal jumlah besar atau kecil, tapi soal tanggung jawab dan efek jangka panjangnya. Banyak Gen Z yang terjebak karena gak sadar bahwa kebiasaan-kebiasaan kecil mereka ternyata mengarah ke utang yang mengikat. Kalau gak dikendalikan, bisa-bisa gaji kamu cuma numpang lewat buat bayar tagihan doang!