Yuk, Kenalan dengan Strategi Investasi Dollar Cost Averaging

Cocok buat pemula!

Jakarta, IDN Times - Kamu butuh perhitungan matang saat berinvestasi, jangan sekedar impulsif. Oleh karenanya, salah satu strategi yang dapat kami coba adalah dollar cost averaging (DCA). Dengan menggunakan metode ini, kamu dapat memaksimalkan potensi keuntungan sekaligus meminimalkan risiko kerugian investasi.

Bagi investor pemula, strategi ini layak dicoba dan diterapkan dalam berbagai instrumen seperti saham, reksadana, emas dan sejenisnya. Dikutip dari artikel OCBC NISP, berikut tips berinvestasi menggunakan strategi dollar cost average!

Baca Juga: 5 Strategi Calon Pembeli Suka Menawar Harga, Gak Usah Galak

1. Pengertian dollar cost averaging

Yuk, Kenalan dengan Strategi Investasi Dollar Cost AveragingIlustrasi investasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Dollar cost averaging adalah strategi investasi yang dilakukan secara rutin dan konsisten dalam setiap periode. Dalam artian, jika seorang investor menerapkan strategi ini, harus rutin memasukkan uangnya dengan jumlah sama di tiap periode tanpa mempertimbangkan kondisi pasar dan ekonomi.

Strategi ini tidak memerlukan kemampuan untuk membaca situasi naik dan turunnya pasar. Pada praktik ini, kamu tidak akan mudah terpengaruh melakukan jual beli instrumen investasi ketika harganya jatuh atau melambung naik.

Itulah mengapa metode ini dianggap sangat cocok bagi investor pemula. Sambil mempelajari lebih dalam mengenai cara investasi, kamu bisa menerapkan DCA sebagai strategi untuk memulai investasi. Sebab, dengan menerapkan DCA, sama saja kamu telah melakukan diversifikasi untuk mengurangi resiko kerugian.

2. Cara kerja dollar cost averaging

Yuk, Kenalan dengan Strategi Investasi Dollar Cost Averaging(IDN Times/Sukma Shakti)

Metode dollar cost averaging dinilai cukup mudah untuk diterapkan. Sebagai permulaan, kamu harus memilih ingin melakukan investasi pada instrumen apa. Misalnya, saham, kripto, reksadana dan sebagainya.

Setelah memilih instrumen, tentukan modal yang akan kamu keluarkan untuk berinvestasi. Misalnya, jika kamu berencana untuk berinvestasi dengan modal Rp12 juta, dalam dollar cost averaging artinya kamu tidak memasukkan semua uang tersebut sekaligus dalam sekali waktu, melainkan memulai dengan Rp1 juta di tiap bulan selama 12 bulan.

Selama penerapan strategi ini, kondisi pasar bisa saja tak menentu, entah itu bullish maupun bearish. Namun, kamu tetap bisa jalan tanpa perlu memperdulikan situasi tersebut. Apabila pasar sedang dalam kondisi bearish, maka peluang keuntungan kamu cukup besar di kemudian hari.

Baca Juga: Ini Jenis Investasi yang Bisa Melawan Inflasi

3. Keuntungan dan kekurangan dollar cost averaging

Yuk, Kenalan dengan Strategi Investasi Dollar Cost AveragingIlustrasi Investasi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Walaupun dinilai sebagai strategi yang cukup aman dan sederhana, tiap strategi tentu memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus diperhatikan para investor. Tak terkecuali dengan DCA. Lalu apa saja itu?

Keuntungan

1. Menghindari momen pasar yang buruk

DCA diterapkan tanpa harus mencermati pergerakan harga pasar. Karena itu, metode ini aman digunakan bagi kamu apabila belum memahami cara membaca pergerakan pasar untuk mencegah kerugian besar.

2. Terhindar dari loss aversion bias

Loss aversion bias adalah kecenderungan investor untuk menghindari kerugian daripada memperoleh keuntungan dengan nilai yang sama. Kebiasaan seperti ini akan menghalangi kamu untuk mengambil keputusan rasional saat berinvestasi. Loss aversion bias juga menjadi pemicu investor bersikap ragu-ragu dalam mengambil keputusan.

3. Meminimalisir adanya risiko

Keuntungan selanjutnya adalah meminimalisir risiko kerugian. Tidak peduli bagaimana kondisi pasar naik atau turun, kamu dapat memutuskan untuk berinvestasi menggunakan metode DCA tanpa takut rugi besar.

Kekurangan

1. Biaya investasi lebih banyak

Kelemahan metode dollar averaging cost adalah ketika kamu harus membayar biaya investasi berulang kali. Misalnya, kamu berinvestasi pada saham maka kamu akan dikenakan biaya administrasi untuk setiap transaksi pembelian.

Dengan kata lain, semakin sering kamu membeli saham, semakin tinggi pula biaya investasi yang dibutuhkan. Tetapi, jika membeli saham sekaligus, hanya perlu membayar satu investasi untuk sekali pembelian.

2. Return yang didapat kecil

Dibandingkan dengan investasi dengan modal besar di sekali waktu, DCA memberikan return yang kecil. Selain itu, kondisi pasar cenderung bergerak ke atas.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya