3 Perbedaan Utang Produktif dan Konsumtif, Simak Ya!

Utang konsumtif memiliki nilai negatif

Jakarta, IDN Times - Utang memiliki dua jenis, ada utang produktif dan konsumtif. Keduanya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.

Dikutip dari situs resmi DBS, Kamis (31/8/2023), utang produktif dan konsumtif memiliki perbedaan pada cara pemakaian uang yang diperoleh dari pinjaman tersebut.

Sebelum mengajukan pinjaman, kamu harus mengetahui apa tujuan pemakaian uang tersebut. Sehingga, kamu bisa mengidentifikasi apakah pinjaman itu akan dijadikan sebagai utang produktif atau utang konsumtif.

Baca Juga: Laju Utang Pemerintah Lebih Tinggi dari Aset Negara, Masih Aman?

1. Pengertian utang produktif dan konsumtif

3 Perbedaan Utang Produktif dan Konsumtif, Simak Ya!ilustrasi utang (IDN Times/Aditya Pratama)

Seperti namanya, utang produktif adalah pinjaman untuk keperluan produktif. Artinya, uang yang dipinjam akan dipakai untuk menghasilkan uang lagi. Bahkan, uang pinjaman itu kerap diharapkan sebagai modal usaha yang bisa mencetak penghasilan lebih banyak. Sehingga, nantinya debitur bisa membayar kembali pinjamannya.

Tak hanya sebagai modal usaha, kredit pemilikan rumah (KPR) juga bisa disebut sebagai utang produktif. Biasanya, bank juga akan memberikan nama bagi produk pinjaman produktif.

Adapun utang konsumtif merupakan kebalikan dari hutang produktif. Utang konsumtif digunakan untuk keperluan konsumtif, artinya tidak selalu menghasilkan keuntungan kembali bagi debitur. Uang dari pinjaman konsumtif kerap dipakai untuk membeli berbagai jenis kebutuhan, dan nilainya bisa turun atau mungkin malah habis tanpa sisa.

Jika dibandingkan dengan utang produktif, utang konsumtif ini memang memiliki nilai negatif. Jenis ini dianggap sebagai bentuk pinjaman yang hanya akan memberikan beban finansial kepada seseorang. Contoh utang konsumtif seperti penggunaan fitur PayLater yang disediakan e-commerce, penggunaan kartu kredit untuk belanja, dan sebagainya.

2. Tujuan utang produktif dan konsumtif

3 Perbedaan Utang Produktif dan Konsumtif, Simak Ya!Ilustrasi belanja online (IDN Times/Arief Rahmat)

Utang produktif dan konsumtif memiliki tujuan yang berbeda. Utang produktif akan diajukan untuk tujuan mendapatkan atau menambah penghasilan maupun kekayaan. Pada umumnya, debitur mengajukan kredit agar bisa mendapatkan kekayaan yang lebih besar di kemudian hari.

Adapun tujuan utang konsumtif adalah tujuannya untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan semata. Jadi jenis utang ini tidak akan menghasilkan keuntungan berupa uang, tapi hanya akan memberi kepuasan. Utang konsumtif juga dianggap sebagai utang macet, karena dinilai tidak bisa memberikan tambahan penghasilan.

3. Hasil dari pengajuan utang produktif dan konsumtif

3 Perbedaan Utang Produktif dan Konsumtif, Simak Ya!Ilustrasi Bisnis. (IDN Times/Aditya Pratama)

Utang produktif dan konsumtif juga memberikan hasil atau output yang berbeda. Utang produktif biasanya akan menghasilkan output berupa hal-hal yang akan memberikan penghasilan. Misalnya utang produktif untuk bisnis, bisa memberikan output untuk memperlancar proses produksi, dan memberikan penghasilan.

Sementara itu, utang konsumtif memberikan output yang sifatnya akan habis atau menurun nilainya. Sebagai contoh, utang konsumtif untuk membeli mobil yang akhirnya menyebabkan penurunan nilai. Sebab, seiring berjalannya waktu, harga mobil akan turun.

Baca Juga: Tips Memenuhi Kebutuhan Tanpa Harus Mengandalkan Utang

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya