Penggunaan Pinjol di Papua Meningkat, Tapi Literasi Masih Rendah 

Literasi keuangan yang rendah hambat pertumbuhan fintech

Jakarta, IDN Times - Pertumbuhan fintech peer to peer (P2P) lending atau pinjaman online (pinjol) di Papua cukup pesat. Hal itu ditunjukkan dengan peningkatan skor indikator pinjaman fintech di Papua mencapai 169 persen dalam laporan East Ventures Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2022 yang menggambarkan kondisi 2021.

Dalam laporan tersebut, skor pinjaman fintech di Papua sebesar 0,7, dan menempati peringkat ke-23 dari 34 provinsi. Menurut Operating Partner East Ventures, David F. Audy, peningkatan skor indikator pinjaman fintech di Papua paling tinggi di antara provinsi lainnya.

"Di Papua juga mengalami peningkatan skor indikator pinjaman fintech sebesar 169 persen. Tertinggi dibandingkan provinsi lainnya," kata David dalam peluncuran laporan EV-DCI 2022 yang disiarkan virtual, Senin (7/3/2022).

Baca Juga: OJK: Hampir 30 Juta Orang RI Pinjam Uang di Pinjol 

1. Literasi digital di Papua masih rendah

Penggunaan Pinjol di Papua Meningkat, Tapi Literasi Masih Rendah 

Sayangnya, menurut Panel Experts Katadata Insight Center, Mulya Amri, pertumbuhan penggunaan pinjol itu belum diiringi percepatan pertumbuhan literasi digital di Papua. Berdasarkan laporan EV-DCI, skor indeks literasi digital di Papua 36,7 persen, dan berada pada urutan ke-32 dari 34 provinsi.

"Pinjaman fintech di Papua meningkat. Tapi kalau dilihat literasi keuangan digital masih di bawah dibandingkan provinsi-provinsi lain. Jadi perlu digarisbawahi, pertama itu inklusi dulu, dengan adanya inklusi keuangan, orangorang punya akses kepada fintech. Tapi ke depannya, ini kalau tidak segera dibangun literasi keuangan digital bisa jadi masalah," ujar Amri.

2. Penggunaan pinjol di Indonesia meningkat selama pandemik COVID-19

Penggunaan Pinjol di Papua Meningkat, Tapi Literasi Masih Rendah ilustrasi pinjaman online (IDN Times/Aditya Pratama)

Secara keseluruhan, skor rata-rata pinjaman fintech di Indonesia meningkat 0,5 poin menjadi 1,9 pada 2021. Peningkatan skor ini turut dilatarbelakangi oleh krisis keuangan yang dialami masyarakat selama pandemik COVID-19.

Selain itu, survey PwC Indonesia tahun 2021 melaporkan bahwa orang lebih sering meminjam selama pandemi di mana frekuensi rata-rata pinjaman meningkat dari 3,3 menjadi 4 kali setiap tahun.

Baca Juga: Bos OJK Ungkap Lingkaran Setan dalam Pinjol Ilegal

3. Rendahnya literasi keuangan digital hambat pertumbuhan fintech

Penggunaan Pinjol di Papua Meningkat, Tapi Literasi Masih Rendah ilustrasi pinjaman online (IDN Times/Aditya Pratama)

Pada 2019, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan literasi keuangan di Indonesia hanya 38,03 persen, jauh lebih rendah dari Singapura yang mencapai 80 persen. Adapun bentuk dari literasi keuangan itu antara lain pengetahuan tentang produk keuangan, layanan, dan aktivitas keuangan.

East Ventures menilai, rendahnya tingkat literasi itu dapat menghambat pertumbuhan fintech di Indonesia.

"Rendahnya literasi finansial Indonesia terutama masyarakat yang rentan, telah menjadi hambatan utama dalam mempercepat pertumbuhan industri fintech," bunyi laporan EV-DCI 2022.

Baca Juga: OJK akan Keluarkan Aturan Baru Buat Pinjol dan Produk Asuransi 

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya