Pertumbuhan Klaim Asuransi Jiwa Diprediksi Lebih Tinggi dari Premi

Klaim asuransi jiwa diprediksi tumbuh 5-9 persen

Jakarta, IDN Times - Indonesia Financial Group (IFG) Progress, lembaga think tank dari Holding Asuransi BUMN IFG memprediksi pertumbuhan klaim industri asuransi jiwa masih lebih tinggi dari premi di 2023 ini.

Senior Research Associate IFG Progress, Ibrahim Kholilul mengatakan untuk pertumbuhan premi asuransi jiwa diprediksi pada angka 2-5 persen tahun ini, dan pertumbuhan klaim 5-9 persen.

Apabila klaim asuransi lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan premi, maka akan memberikan tantangan, terutama terhadap kinerja keuangan perusahaan asuransi.

"Kita juga belum sepenuhnya rebound dari kondisi krisis kemarin," kata Ibrahim dalam acara Outlook Industri Asuransi 2023, di Jakarta, Selasa (21/3/2023).

Baca Juga: Dana Pensiun BUMN Bakal Digabung, IFG Jadi Pengelolanya

1. Premi asuransi unit link menurun

Pertumbuhan Klaim Asuransi Jiwa Diprediksi Lebih Tinggi dari PremiIlustrasi asuransi. (IDN Times/Aditya Pratama)

Pertumbuhan premi asuransi jiwa sendiri juga bergantung pada kinerja seluruh perusahaan asuransi jiwa, dan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan asuransi.

Melihat banyaknya kasus gagal bayar asuransi jiwa, akan mempengaruhi kinerja perusahaan asuransi jiwa lainnya. Lebih lanjut, jika melihat kasus-kasus sebelumnya, banyak disebabkan oleh pengelolaan produk asuransi yang mencakup investasi, seperti unit link.

Di tahun 2022, IFG Progress melihat adanya penurunan premi produk unit link, bahkan hingga -16 persen. Sedangkan, produk asuransi jiwa tradisional justru tumbuh hingga 4 persen.

Baca Juga: Galau Pilih Asuransi Jiwa atau Asuransi Kesehatan? Ini Jawabannya

2. Masyarakat mulai beralih ke produk tradisional

Pertumbuhan Klaim Asuransi Jiwa Diprediksi Lebih Tinggi dari PremiIlustrasi Asuransi (IDN Times/Aditya Pratama)

Meski begitu, menurut Ibrahim, pertumbuhan produk asuransi tradisional justru memberikan hal positif pada industri perasuransian. Kondisi itu menunjukkan bahwa masyarakat sudah menyadari bahwa fungsi utama asuransi adalah perlindungan, bukan investasi.

"Zaman dulu kan beberapa dari kita tertarik masuk asuransi karena dikasih tanggal dia akan balik 10 tahun lagi sekian, tanpa underlying, asumsinya dibahas oleh agen asuransi, ini mana," ujar Ibrahim.

Baca Juga: Banyak Kasus Gagal Bayar, OJK Pantau Ketat Kinerja Keuangan Asuransi! 

3. Masyarakat disarankan berinvestasi pada produk lain

Pertumbuhan Klaim Asuransi Jiwa Diprediksi Lebih Tinggi dari PremiIlustrasi Asuransi (IDN Times/Aditya Pratama)

Demi mengurangi risiko, Ibrahim pun menyarankan masyarakat untuk memanfaatkan produk asuransi sebagai perlindungan. Adapun investasi bisa dengan instrumen lain.

"Saat ini masyarakat sudah mulai paham bahwa fungsi utama asuransi memang adalah risk protection, bukan investasi. Kalau mau invest bisa ke yang lain, bisa ke tabungan, saham, ORI, dan sebagainya," kata dia.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya