Founder dan CEO IDN Media Winston Utomo (Dok. IDN Media)
Setelah lulus dari perguruan tinggi, Winston mendapatkan kesempatan untuk bekerja di Google Singapura. Ia awalnya tidak pernah berpikir ingin menjadi seorang pebisnis. Winston hanya ingin terjun di dunia teknologi, media, dan entertainment.
Namun, semuanya berubah. Dimulai pada sebuah malam di Singapura pada tahun 2014, Winston Utomo yang masih bekerja di Google Singapura, bertanya pada dirinya sendiri, "Generasi Millennial dan Z merupakan mayoritas penduduk di Indonesia, namun mengapa tidak ada media secara spesifik menyajikan informasi dan berita untuk dua generasi ini? Bagaimana Indonesia dapat menjadi kekuatan besar dalam perekonomian global? Mengapa Indonesia sangat terpusat di Jakarta? Bagaimana cara mengatasi kesenjangan informasi dan memberikan akses yang sama kepada semua orang di Indonesia, dari Aceh hingga Papua?". Terinspirasi oleh pertanyaan-pertanyaan ini, Winston segera pulang ke apartemennya, mengambil selembar kertas, dan dengan antusias menuliskan ide-ide yang dimilikinya. Winston sangat bersemangat dengan ide-ide tersebut sehingga dia segera membuka laptopnya dan mulai mengembangkan ide-ide yang telah dituliskannya.
Bekerja semalaman di apartemennya dari pukul 7 malam sampai 7 pagi, Winston meluncurkan versi pertama IDN Times yang diberi nama Indonesian Times. Pada hari Minggu, 8 Juni 2014, IDN Media lahir.
Kemudian malam itu, Winston menelepon William Utomo, adiknya yang masih berada di Los Angeles. Hanya beberapa menit setelah percakapan, William turut bersemangat dan yakin bahwa IDN Media akan dapat merevolusi industri media. William kemudian meninggalkan mimpinya untuk menjadi bankir investasi karena menyadari bahwa dampak yang bisa dibawa oleh IDN Media sangat besar dan positif bagi masyarakat. William segera pulang dari Los Angeles dan bergabung untuk mengembangkan IDN Media.
Keputusan Winston untuk membangun IDN Media awalnya penuh dengan tantangan. “Awal merintis IDN Times tidak mudah. Banyak sekali tantangan yang kita hadapi, termasuk keraguan dari teman dan orang terdekat. Namun, kita percaya dengan visi yang kita miliki dan kita berharap dampak dari apa yang kita lakukan akan sangat besar bagi generasi muda Indonesia”.
Namun, semua berubah ketika William diundang untuk menjadi salah satu pembicara di acara gathering alumni almamaternya, University of Southern California. Di sana, William berkesempatan mengenalkan IDN Media yang sedang dirintis kepada seluruh hadirin. Ternyata, ada satu sosok yang tertarik untuk mengenal lebih lanjut terkait IDN Media. Sosok tersebut adalah Willson Cuaca, yang merupakan Managing Partner East Ventures.
“Ada cerita unik di balik perjumpaan William dengan Willson. Mereka bertemu di Singapura. Dulu, ada cerita bahwa jika seorang founder diajak bertemu di restoran mahal, artinya proposal bisnisnya ditolak. Jika bertemu di kopitiam sederhana, artinya akan mendapatkan investasi dari East Ventures. Nah, Willson mengajak William bertemu di kopitiam Ya Kun Kaya Toast, artinya akan mendapatkan pendanaan,” kenang Winston saat bercerita mengenai investasi pertama yang didapatkan oleh IDN Media.
Itulah titik balik perjalanan IDN Media. Sejak saat itu, IDN Media telah mendapatkan 5 kali seri pendanaan, terakhir adalah pendanaan Seri D. IDN Media, yang saat itu masih dikenal sebagai IDN Times, mendapatkan pendanaan investasi Seed pertamanya pada tanggal 7 September 2015 dari East Ventures. Setahun berikutnya, pada 5 September 2016, IDN Media memperoleh pendanaan Seri A dari North Base Media dan beberapa investor lainnya, seperti GDP Venture (Djarum Group), East Ventures, dan MNM Creative.
Pada 21 November 2017, IDN Media mendapatkan pendanaan Seri B dari East Ventures dan Soul Capital Hong Kong. Kemudian, pada 8 Januari 2019, IDN Media memperoleh pendanaan Seri C dari East Ventures (Growth Fund), sebuah perusahaan ventura yang merupakan gabungan dari East Ventures, Sinar Mas, dan Yahoo! Japan, True Digital (bagian dari konglomerasi Thailand, Charoen Pokphand), dan LINE Venture.
Pada 6 Juni 2022, IDN Media kembali mendapatkan pendanaan Seri D dari Mayapada Group dan KMIF (sebuah perusahaan investasi dari beberapa grup konglomerasi besar Indonesia). Investor lainnya adalah East Ventures, OCBC NISP Ventura, Dentsu Group, and V Media Ventures. Hal ini menjadikan IDN Media menjadi salah satu perusahaan media terbesar di Indonesia.