[PUISI] Maaf, Bahuku Tak Setegar Milikmu

layaknya batu tapi selembut busa

 

Maaf, Bahuku Tak Setegar Milikmu

 

Mari belajar untuk tidak peduli

Untuk siapa puisi ini terlukis kembali

Lembaran-lembaran maya yang mati

Perlahan hidup kembali

 

Begitu terulang begitu saja

Awal penuh bara

Berakhir redup hampir tak guna

Namun, jangan menyerah begitu saja

 

Aku hanya menulis kata polos yang biasa didengar dunia

Bak bocah yang secara sederhana meminta permen pada ibunya

Atau seorang mahasiswa yang dengan wajar ingin lulus secepatnya

Atau seorang yang khawatir akan kemampuan untuk menikahi pujaan hatinya

 

Sesederhana itu

Hidupku mungkin bagimu

Tak sesulit menghancurkan seluruh tower-ku

Pada sebuah permainan yang kau banggakan itu

 

Apa yang akan kulakukan dua tahun kemudian

Bertaruh kau, akankah masih berjudul kenikmatan

Aku adalah salah satu pasukan pemalas yang merajam impian

Yang bahkan tak tahu saat itu kau mungkin sudah merajam pernikahan

 

Sementara aku masih bergelut dalam keklasikan keuangan, berakhir perawan

Mungkin tiga puluh tahunan

Aku masih berkutat pada masalah akhir bulanan

Tentang kemaraunya dompet yang kau dewakan

 

Ayah, Ibu, atau siapa pun di sana

Maafkan bahuku tak setegar milikmu, miliknya

Maafkan aku, layaknya batu tapi selembut busa

Maafkan aku, yang miskin kuasa

 

Tangerang, 5 Februari 2018

 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Achmad Aditya Avery Photo Writer Achmad Aditya Avery

Aku hanyalah orang yang tertidur dalam puisi.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya