[PUISI] Kemustahilan dan Sebutir Harapan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Di malam yang dingin
Ku melihat dedaunan menari-nari
Ditemani lagu-lagu favoritku
Tiba-tiba, ia melintas dalam bayangku
Segera kuambil kopi hangat di mejaku
Mencium aroma kopi dan ku termangu
Mengapa ia acap kali hadir di pikiranku?
Bahkan, telah kubuang jauh dari ruang kalbuku
Hal yang sangat menyebalkan
Tetapi, terkadang menyenangkan
Apakah ia juga merasakan demikian?
Meski ia telah bersama dengan sematan?
Kini, ia datang dengan keadaan berbeda
Di saat waktu-waktu yang menentukan jua
Memang, tak ada yang tahu garis jalannya
Namun, bagiku adalah sesuatu yang tampaknya tak senada
Baca Juga: [PUISI] Menulis Puisi Berikutnya
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.