[PUISI] Kemustahilan dan Sebutir Harapan

Memang tak ada yang tahu garis jalannya

Di malam yang dingin
Ku melihat dedaunan menari-nari
Ditemani lagu-lagu favoritku
Tiba-tiba, ia melintas dalam bayangku

Segera kuambil kopi hangat di mejaku
Mencium aroma kopi dan ku termangu
Mengapa ia acap kali hadir di pikiranku?
Bahkan, telah kubuang jauh dari ruang kalbuku

Hal yang sangat menyebalkan
Tetapi, terkadang menyenangkan
Apakah ia juga merasakan demikian?
Meski ia telah bersama dengan sematan?

Kini, ia datang dengan keadaan berbeda
Di saat waktu-waktu yang menentukan jua
Memang, tak ada yang tahu garis jalannya
Namun, bagiku adalah sesuatu yang tampaknya tak senada

Baca Juga: [PUISI] Menulis Puisi Berikutnya

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Tedi Aditia Pradana Photo Writer Tedi Aditia Pradana

Tulis apa yang terlihat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya