[PUISI] Patah

Patah bukan berarti hancur

Patah, tapi tidak luluh lantak
Cahaya menyorot bagai perak
Tanda sanggupku masih membara
Tiada sukacita, hanya mengakui adanya lara

Bercak di mata, tapi tidak banjir
Tirai meliuk-liuk, angin menyihir
Mencoba memperdaya diriku
Kadung hati sudah membeku

Hanya membiru, tapi tidak hancur
Kuat walau air mata bercucur
Jangan tanya bagaimana jeritan hati
Tentulah seperti tertusuk belati

Sekali lagi, aku memang patah
Tapi sekali lagi, aku tidak pasrah
Aku memang patah olehnya
Tapi tiada dendam kepadanya

Baca Juga: [PUISI] Naungan Sayap Semesta 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Akromah Zonic Photo Verified Writer Akromah Zonic

Dont be yourself, but be better :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya