[PUISI] Merindu
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dua minggu lalu...
kita sempat tertawa di bawah matahari jingga
setiap lekuk wajahmu sungguh membuat aku candu
tapi sore ini sunyi
tiada canda, hanya ada rindu
Tatkala pagi bertakhta...
di sana embun-embun berebut tempat di atas ranting
sungai tetap mengalir
jagat raya tetap sibuk
semesta tetap bersemangat
tapi seperti mawar yang layu, aku rapuh tanpamu
Merindu akan ciuman itu, kusentuh bibir ini
Merindu akan hangatnya dekapan itu, kupeluk tubuh ini
Begitu caraku membalut luka
Begitu kulukiskan sesalku yang mendamba ingin kembali bersama
Oh kasih yang menebarkan serbuk cinta
mengapa langkahmu melesat secepat kilat?
tahukah engkau?
hari demi hari nafsku kian sesak
jutaan rindu telah kuucap bersama doa kupanjat
Namun, sepertinya alam sudah tak sanggup membawamu kembali padaku
Baca Juga: [PUISI] Merindu Sampai Mati
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.