TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[PUISI] Tak Berwujud

Aku masih tetap menantikannya

ilustrasi bibir (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)

Jika kata-kataku terselip dari telingamu
Ataupun tersendat dari mulutku
Itu berarti perasaanku lebih besar dari ketidaktahuanmu
Semakin parah pada tiap langkah yang menciptakan jarak kita

Entah mengapa ujung kaki kita tak pernah bisa berhadapan
Berlindung pada arah di mana kita hanya bisa saling menerka
Seakan aku terkutuk oleh tatapan mereka yang dapat menerkam kapan saja
Dan kau pun seolah ragu meminjamkan pikiranmu

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Mungkin saja itu sebab kulitku sekeras baja
Semua yang waktu berikan adalah lain waktu yang aku abaikan
Menjelma dewasa yang tak pernah aku nantikan
Kehilangan persembunyian namun masih tetap bertahan
Bercengkerama dengan waktu yang tak pernah berhenti menuntut peran

Membiarkan kita saling menyambangi dan hidup sepenuhnya
Bukan hanya di malam hari saat aku sendiri
Bukan lagi tragedi seperti lain hari
Aku harap kita tak kembali dipenuhi paksa
Bagai jernih sungai yang mengalir begitu saja

Baca Juga: [PUISI] Cerita Malam, Hujan, dan Tiga Jarum

Verified Writer

Irde Sira

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya