TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[PUISI] Mendengar Tawamu Kembali 

Usai bait-bait perpisahan yang terikrar 

ilustrasi kesendirian (Unsplash.com/Lukas Rychvalsky)

Di ujung senja kala itu
Kudengar tawamu memecah temaram
Merayu hampa dalam barisan sepi penuh manja
Seolah gelisah sudi turun takhta

Jauh di sana, bukan denganku
Gelakmu terasa pengarkan telinga
Jadikanku manusia paling munafik sebab berucap bahagia
Di tengah lara yang berkecamuk dalam dada

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Kamu yang paling tahu
Seberapa ingin kusimpan tawa itu bersama
Tapi kamu juga yang paling resah
Saat mengukir kisah berdua
Hingga pergi jadi satu-satunya jalan

Benar aku mendengar tawamu kembali
Bukan bersamaku, bukan pula karenaku
Sebab di sini perih masih terus mendekap batin
Atas bait-bait kata pisahmu yang terikrar

Baca Juga: [PUISI] Bimbang yang Menegang

Verified Writer

T y a s

menulis adalah satu dari sekian cara untuk menemui ketenangan

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya