[PUISI] Biarkan si Badut Mengeluarkan Amarah

Bisa beri sejenak untuk si lugu yang sedang kesal?

Seribu bait dibungkam dari mulutku 
Kuucap satu bait yang mengalun jua amarah
Hening dan diam semua manik memaku 
Tiada maaf dari mulutku karena sudah gerah

Ah...
Tiada guna mengeluarkan semua serapah
Mereka bertepuk tangan mengira sebuah lelucon
Kuukir garis merah di kedua sudut bibir yang basah 
Membiarkan air mata membuatku menjadi kokon

Lebih baik melayang dalam kesendirian
Dianggap tidak bisa mengeluarkan api
Aku dan ketakutanku yang kesepian 
Menangis pasrah karena alur gelombang tanpa tepi

Kau tahu rasanya dianggap menjadi lugu
Dianggap baik dan menjadi seorang peri yang baik 
Sebuah musibah karena ejekan menjadi lagu 
Dan aku menerima dengan tensi darah yang naik

Betapa sulit menjadi yang dianggap baik 
Haram hukumnya jika wajahku masam 
Sedangkan mereka tak tahu rautku selalu menukik
Ketika mereka mencecarku dengan tajam

Biarlah aku menutupi kekesalan dengan lipstik merah
Laiknya badut di pameran yang tidak pernah marah
Ditertawakan dengan lelucon sampah
Tetapi tetap bersinar meski perasannya tidak berarah

Baca Juga: [PUISI] Kau Sebut Aku Jalang 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Annisah Nurrahmatillah Photo Verified Writer Annisah Nurrahmatillah

Mau bikin tulisan sampe banyak banget.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya