[PUISI] Guratan Lelah Milik Ayahku

Bahkan matahari dan bulan tak mampu menaklukannya

Pagi itu kau masih tampak sama
Menghadap cermin, memakai kemeja dua saku
Menyisir rambut yang sudah berubah warna
Padahal matahari masih di peraduannya
Tapi kau sudah siap berkelana
Berdiri gagah dan siap menantang dunia

Ya, dia ayahku..
Laki-laki dengan keriput tua itu separuh hidupku
Badannya bungkuk, bahkan jemarinya kian berkerut saat bertaut
Hei, tapi coba kau lihat matanya..
Bersinar terang seolah berteriak lantang
Lantas..siapa yang bisa menghentikan semangatnya? 

Dengan langkah pasti Ayahku membuka pintu
Mengangkat kaki, menjemput rizki Si Pemilik Semesta
Tetesan embun pagi itu mengiring langkahnya
Dan gemerisik angin bagai pengalun doa pada Sang Pencipta
Mohon kekuatan untuk menjaga dirinya dan keluarga kecilnya

Ah, hari sudah semakin siang...
Tapi panas matahari itu tak kalah panas dari semangat Ayahku
Memangnya kau itu siapa, matahari?
Jangan congkak karena kau punya sinar menyengat
Pikirmu, sinar terik itu mampu mengalahkan semangat lelakiku? 

Menembus pekatnya malam, Ayahku kembali pulang
Jika matahari tak bisa menaklukannya, maka rembulan pun tidak
Langkah kecilnya berjalan pelan
Kulihat guratnya bertambah satu, tapi senyumnya makin bersahaja
Ah..Ayahku sudah kembali dari petualangannya melawan dunia 

Baca Juga: [PUISI] Kasih Sayang Ibu yang Menenangkan Kalbu

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Cappucinotea * Photo Verified Writer Cappucinotea *

Tohoshinki Enthusiast, Instagram: astri_meita

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya