[PUISI] Meringkuk Dimakan Sepi

#ANGPOIN Karena suara berisik itu hanya khayalan saja

Padahal aku hanya diam saja

Duduk sendirian dibawah langit terbuka

Kenapa hari ini semakin gelap dan sunyi saja

Bahkan angin enggan mengepakkan sayapnya

Lalu dimana binatang malam? Apa ikut lenyap ditelan malam?

 

Kupikir, hari ini akan berbeda

Kupikir, warnanya tak lagi abu-abu atau hitam

Nyatanya, segalanya masih serupa dan sama saja

Aku masih sendiri, hampir mati dimakan sepi

Jangan-jangan, aku dan sepi itu teman sejati

 

Kau tahu bagaimana rasanya hidup jadi bayangan?

Padahal kau itu nyata, tapi seperti tak terlihat saja

Jadi begitu, senyap dan hening memang teman baikku

Rasanya bisa menenangkan tapi juga membunuhmu pelan-pelan

Sepi itu membentuk lubang, menekan dadamu semakin dalam

 

Sini, kubisikan apa lagi yang lebih mengerikan selain kehilangan

Dengar baik-baik agar kau bisa paham

Rasanya sangat menyakitkan dan meremukkanmu sampai ke tulang

Adakah yang lebih menakutkan selain hidup dalam sepi? 

Ia akan menyekapmu dalam kesendirian selamanya

 

Sshhh..suara berisik itu cuma fatamorgana

Mau saja terjebak dalam senang yang semu

Pada akhirnya, keramaian itu akan pergi dengan tak tahu malu

Kan sudah kuperingatkan, kau dan sepi itu sahabat sejati

Setidaknya dalam sunyi, jiwamu lepas tanpa ada yang menghakimi

 

Baca Juga: [PUISI] Kasih Sayang Ibu yang Menenangkan Kalbu

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Cappucinotea * Photo Verified Writer Cappucinotea *

Tohoshinki Enthusiast, Instagram: astri_meita

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya