[PUISI] Haruskah Aku Mengajaknya Bicara?

Dia terlihat begitu misterius dan sulit untuk didekati 

Aku melihatnya hampir setiap hari

Duduk dengan pena di tangan kirinya, dia adalah seseorang yang kidal

Bulu matanya begitu lentik dan panjang

Alisnya begitu tebal dan indah di mataku

 

Dia terlihat begitu fokus dengan buku yang ada di hadapannya

Seakan-akan tak ada apa pun di sekelilingnya

Aku ingin sekali tahu apa yang sedang dituliskannya di buku cokelatnya yang tua

Tangan kirinya menari dengan lincah di atas kertas kuningnya

 

Aku begitu tertarik dengannya

Dia terlihat begitu misterius dan sulit untuk didekati

Aku hanya ingin berkenalan dengannya, lalu berbincang tentang buku yang dibacanya

Jika ternyata aku bisa menjadi temannya, itu adalah keberuntungan bagiku

 

Aku ingin mendekatinya, namun aku pasti akan mengganggunya

Baiklah, ku urungkan niatku untuk mengajaknya bicara

Di lain sisi, ini adalah perpustakaan, tempat yang penuh ketenangan untuk membaca

Ya, lebih baik aku tak mengganggunya

 

Aku pun memutuskan untuk pulang 

Mengambil barang-barangku di laci penyimpanan 

Ketika aku berjalan menuju pintu keluar

Gadis itu muncul di depanku dan tersenyum sembari mengangguk pelan

 

Oh, Tuhan betapa manisnya dia

Aku pun membalas senyumannya

Ah, dia begitu memesona dan menawan

Kan ku laksanakan niatku tuk berkenalan, siapa tahu keberuntungan ada bersamaku, bukan?

Baca Juga: [PUISI] Cinta dalam Dusta

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Bi'tsatul Auliya Gusti Eka Putri Photo Verified Writer Bi'tsatul Auliya Gusti Eka Putri

You have to remember this, You are Enough just the way you are! Everything will gonna be okay!

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya