Seteduh Dekapan Ibu

literature poetry

Lama sudah tak kurasa menyetubuhi waktu direntang harimu

Hangat dekap pancaran saga senja berlabuh

Terngiang sentuhan jemarimu, enggan lepas dari peraduanku

 

Ibu! Aku takkan pernah melupa

Nikmatnya bersemayam dengan nyaman di rahim yang kupinjam

Hingga menghisap air susumu yang kemudian berubah menjadi darah

Mengaliri nadi dalam detak sempurna

Kala malam menghampiri kau mainkan ayunan untuk menimangku
Sesekali nyamuk-nyamuk liar itu mencomot darahku

Geram menggelantung dibenakmu

Berselendang nafsu binatang penghisap darah itu pergi berlalu

Kembali bibir mungilmu dendangkan sesayup nyanyian di ranjang

Agar aku terlelap

 

Ibu!

Pada zikir dan tasbih air mata

Kukecup keningmu

Lalu Setangkup doa membasuh basah

Kujamah cinta sucimu

Lengkap dengan airmata meleleh sendu

Haruskah kutanam Rerindu ini ditaman impianmu?

Saat kau rebahkan tubuhmu di peristirahatan terakhir
 

Pekanbaru, 15 April 2016
 

 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Defi Pusvi Photo Writer Defi Pusvi

tukang cukur kenangan~

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya