[PUISI] Terigu Seharga Nyawa

Di Gaza ini terjadi

Di layar ini aku dan dunia menjadi saksi
Sebuah penderitaan dan ketabahan tiada henti
Dua pilihan bagai tertulis di buku takdir
Hidup berjuang atau wafat terhormat

Mereka tidak meminta pada manusia
Karena tahu manusia tidak bisa digantungi
Tidak pula mengutuk manusia lain
Karena tahu ujian datang karena Allah sayang

Ketika anak-anak Gaza menengadah ke langit
Menatap deru mesin terbang di atas kepala
Berdoa dan bertanya mereka pada Yang Maha Kuat
Makanan atau ajal kah yang datang?

Sungguh membisu marah aku melihat
Sekarung terigu berparasut terjun seharga nyawa
Bersimbah darah saudara yang dibantai saat memungut
Tapi dunia seakan diam tak peduli

Baca Juga: [PUISI] Berdiri Terasing 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Devia Sagita Photo Verified Writer Devia Sagita

Engineer.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya