[PUISI] Ingatan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Guratan muncul di setiap tawanya
Tangannya menyeka air di ujung mata
Lalu tersenyum menunjukkan lesung pipit
Ah, manisnya saat mata itu menyipit
Tangannya keriput, tapi aku tidak peduli
Rambutnya telah memutih, aku pun tak peduli
Senyumnya tetap candu untukku
Tak pudar meski termakan waktu
Dia tempat teraman untuk aku yang lemah
Tempat ternyaman untuk aku yang gelisah
Dia rumahku dan selalu menjadi rumahku
Yang menjadi satu-satunya tujuan pulangku
Hingga aku sadar rumahku bukan milikku
Dia kembali kepada pemiliknya yang juga pemilikku
Tak apa, aku masih melihatnya tersenyum dalam kepala
Sedangkan aku menangis di depan pusara
Baca Juga: [PUISI] Soal Desember
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.