[PUISI] Ingatan

Untung saja Tuhan masih menyisakan kenangannya

Guratan muncul di setiap tawanya

Tangannya menyeka air di ujung mata

Lalu tersenyum menunjukkan lesung pipit

Ah, manisnya saat mata itu menyipit

 

Tangannya keriput, tapi aku tidak peduli

Rambutnya telah memutih, aku pun tak peduli

Senyumnya tetap candu untukku

Tak pudar meski termakan waktu

 

Dia tempat teraman untuk aku yang lemah

Tempat ternyaman untuk aku yang gelisah

Dia rumahku dan selalu menjadi rumahku

Yang menjadi satu-satunya tujuan pulangku

 

Hingga aku sadar rumahku bukan milikku

Dia kembali kepada pemiliknya yang juga pemilikku

Tak apa, aku masih melihatnya tersenyum dalam kepala

Sedangkan aku menangis di depan pusara

Baca Juga: [PUISI] Soal Desember 

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

diana elisa Photo Verified Writer diana elisa

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya