[PUISI] Surat Undangan

Usaha mengikhlaskan dalam surat undangan

Khayalan tentang masa depan berubah
Aku mulai melemah
Hatiku yang telah kamu buat patah
Terlampau sulit untuk berbenah

Semenjak kamu pergi
Hilir mudik seseorang berganti
Beberapa ada yang mengajukan untuk menikah
Beberapa lagi menolakku mentah-mentah

Semua hal kuabaikan
Tapi kamu tetap dalam ingatan
Entah bagaimana caranya aku dapat melupakan
Sungguh sulit untuk dijelaskan

Beberapa tahun kemudian kamu datang
Menghubungiku dalam rangka mengundang
Kamu tersenyum bahagia, jika kupandang
Mengisyaratkan untuk aku datang?

Huh, batinku terperangah
Menatap tajam ke surat undanganmu
Pikiranku terus menerus menerka
Apa yang akan terjadi selanjutnya?

Aku membiarkanmu bahagia
Aku melupakanmu pasrah
Aku sendiri
Berusaha mengikhlaskan hati

Baca Juga: [PUISI] Angin dan Hujan Desember

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Dinner febriantoko Photo Verified Writer Dinner febriantoko

Menulis karena menganggur Talk me on ig : dnrfbri

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Yudha

Berita Terkini Lainnya