[PUISI] Surat Undangan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Khayalan tentang masa depan berubah
Aku mulai melemah
Hatiku yang telah kamu buat patah
Terlampau sulit untuk berbenah
Semenjak kamu pergi
Hilir mudik seseorang berganti
Beberapa ada yang mengajukan untuk menikah
Beberapa lagi menolakku mentah-mentah
Semua hal kuabaikan
Tapi kamu tetap dalam ingatan
Entah bagaimana caranya aku dapat melupakan
Sungguh sulit untuk dijelaskan
Beberapa tahun kemudian kamu datang
Menghubungiku dalam rangka mengundang
Kamu tersenyum bahagia, jika kupandang
Mengisyaratkan untuk aku datang?
Huh, batinku terperangah
Menatap tajam ke surat undanganmu
Pikiranku terus menerus menerka
Apa yang akan terjadi selanjutnya?
Aku membiarkanmu bahagia
Aku melupakanmu pasrah
Aku sendiri
Berusaha mengikhlaskan hati
Baca Juga: [PUISI] Angin dan Hujan Desember
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.