[PUISI] Selamat Datang di Dunia Cucuku, Dunia yang Kian Sulit Membedakan Warna

Selamat datang cucuku...

Selamat datang, Cucuku …

Selamat datang di dunia, yang kini kian sulit membedakan warna, hitam-putih  ambigu, hingga tampak seperti abu-abu. Atmosfir global telah  mengaburkan nilai - warna kehidupan. Hanya mata hati yang mampu membaca, menjadi  netra yang waskita.

Tapi yakinlah, ngiang suara adzan di telingamu adalah  Nur Illai yang (semoga) akan menuntunmu  hingga kelak kakimu bisa bergerak menapak, meniti titian hari, susuri jalan kehidupan yang kadang terjal hingga membuat banyak manusia terjungkal.

 

Selamat datang, Cucuku …

Selamat datang di dunia, yang kini penuh dengan euforia dunia maya dan permainan media, hingga kebenaran bisa dijungkirbalikkan dengan olahan kata-kata, denotasi dikonotasikan, konotasi didenotasikan. Sungguh, sebuah fenomena yang memprihatinkan.

Tapi ketahuilah, lahirmu ke dunia  dalam keadaan fitrah,  semoga  terus istiqomah hingga kelak engkau bisa tegap-tegar melangkah, memilih – memilah  benar- salah yang kian susah. Kebenaran kian  tidak bisa ditangkap dengan mudah, bahkan justru kebenaran-kebenaran itu saling bertentangan - serampangan.  Kelak, temukan kebenaran itu, karena kebenaran adalah bekal di dalam dirimu untuk berbuat baik kepada sesama.

 

Selamat datang, Cucuku …

Selamat datang di dunia, yang manusia-manusianya kian memuja harta, bahkan jabatan pun bisa diminta dan direkayasa agar bisa berkuasa. Strata sosial diukur berdasarkan dikotomi miskin-kaya, lebih parahnya lagi, hina-mulia dilihat dari sedikit-banyaknya harta benda.

Tapi satu hal  yang harus engkau tahu, sandang-pangan-papan adalah kebutuhan dasar setiap insan yang harus diperjuangkan. Hidup tidak bisa hanya sekadar berpangku tangan. Meski materi bukanlah konsep kehidupan, bagaimanapun, manusia butuh berpakaian, makan dan tempat tinggal.

Mbah uti-mu, paklik-paklik-mu, bahkan ibumu tak kan mungkin bisa bertahan arungi kehidupan tanpa asupan materi, rezeki dari Allah  melalui Mbah Kung-mu yang bekerja keras, membanting tulang hingga ke negeri jiran.

 

Selamat datang, Cucuku ...

Maafkan Mbah Kung-mu yang belum bisa memangku;

 

 

Kuala Lumpur, 23/5/2017 >> 10.47pm

@menyambut cucu pertamaku

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

figo PAROJI Photo Writer figo PAROJI

Orang Indonesia

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya