[PUISI] Wumba
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Awalnya
Kau datang dengan setelan jasmu
Penuh harap ada mama yang hampirimu
Duduk di pangkuanmu, memuja
Hidangkan rasa, berbunga-bunga
Ternyata
Tatkala kau langkahkan kaki
Semerbak Terre d’Hermes-mu
Hadirkan leka, membujuk rayu
Tak kuasa ku menahan diri
Sorry not sorry
Maka
Ada aku menderap menuju paduka
Raut wajahmu seolah hilang kama
Buatku jengkel sebenarnya
Sudah pasti
Karena aku bukan mama, ya?
Kendati
Ku tak ingin puan di antara kita
Sejenak, biarlah sanda jadi nahkoda
Menghambamu, rumba
Sekalipun tanpa wumba
Nyatanya
Tuan dan tuan bisa berbagi rasa
"Sekali lagi," kau berkata
Raut wajahmu kembali penuh kama
Jadi, masihkah kau ingin wumba?
Baca Juga: [PUISI] Si Jelita Merah Penuh Misteri
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.