[PUISI] Laki-laki di Ujung Jalan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sepi sunyi..
Angin semilir menyelimuti malam
Cahaya rembulan setia menyinari
Tetesan air membelai lembut ujung kulit
Menyisakan dua makhluk Tuhan
Apa yang dia lakukan?
Berjalan pelan
Memeluk sesuatu yang tidak ku ketahui itu apa
Sebuah tas bertengger lunglai di bahu tegap
Ku lirik di balik tembok
Tiba-tiba aku lengah
Sosoknya tak lagi tertangkap oleh sorot mataku
Tubuhnya telah tertelan belokan jalan
Biarlah masih ada esok hari
Misterius namun mengagumkan
Hari telah mengundurkan diri dengan anggun
Kumandang adzan petang memenuhi hiruk pikuk kehidupan
Kaki tanpa izin berlenggang mulus bak tersihir
Surau penuh makhluk yang merindu Sang Pencipta
Terdengar imam melantunkan ayat-ayat suci
Khas suara itu ku rasa tak asing suara itu mampu melunakkan hati
Berdatangan anak-anak yang riang
Mengais ilmu agama pada sang guru
Laki-laki itu
Suara itu
Sosok muadzin, imam dan guru yang kutemukan ternyata melekat di satu raga
Seulas senyum tertuai di mulut mungil ini
Jantung berdetak lebih cepat dibandingkan menit sebelumnya
Ada apa ini ?
Mengapa seperti ini ?
Angan tak lagi di tempat
Hembusan angin membangunkan lamunan
Manik mata mengitari pandangan dalam surau yang tak berpenghuni lagi
Ku melangkah keluar mencari dua sosok yang merampas waktu
Menyusuri jalan yang sunyi
Melihat sosok misterius bertubuh tegak berdiri dibawah temaramnya lampu jalan
Dia menundukkan kepala seakan ku tak diizinkan tuk memecahkan teka-teki
Siapa dia ?
Mata ini berkedip
Sosok itu lenyap lagi
Tubuhnya tertelan belokan jalan lagi
Biarlah masih ada esok hari
Misterius namun mengagumkan
Baca Juga: [PUISI] Daun Kering
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.