[PUISI] Lukamu Pedihku
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Rodan tanpa sentuhan,
Mendengar tepian mata didera timpang.
Hendak menyala amarah tergarang,
Sabarnya memadamkan,
Tersisa sejuk saja.
Rodan tak kunjung pudar
Berdoa lebih utama, katanya
Biarpun ada amarah yang redam
Makhluk keroh tak perlu dipedulikan
Berdoa saja untuk kebaikan
Tepian mata paling tenang,
Tiada gundah dilukiskan,
Tiada amarah terlampiaskan,
Ijinkan saya memeluk sira,
Seribu kali lebih kerap dan erat.
Baca Juga: [PUISI] Jangan Jadi Aku, ya
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.