[PUISI] Gemala dan Dialog Tentang Hujan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samar-samar suaramu terdengar hingga ke telingaku
Menggodaku untuk menyapamu
Gem!
Apakah hujan menyapamu hari ini?
Atau air hujan sudah melebur bersamamu
Menghadiahimu basah kuyup
Itu benar suaramu, kan Gem?
Hari ini kita tak sama
Walau berpijak pada tanah yang sama
Matahari masih tersenyum ceria di kotaku
Tak ada hujan
Langit pun masih membiaskan warna biru
Belum ada pertanda awan hitam akan datang menjemput hujan
Gem!
Kamu di mana?
Mengapa tak ada terdengar suara dari sana?
Apakah kamu masih ada?
Tidakkah kamu mendengar suaraku?
"Jangan berisik, suaramu itu terdengar seperti gemuruh di telingaku"
Aahhhh...
Ternyata kamu masih ada di sana
Siapa suruh hanya diam saja!
Sudah kuduga, pasti benar hujan sudah menyapamu hari ini
Kamu itu orang aneh!
Suka menantikan hujan, tapi membenci basah
Jika panas yang datang
Kau mengundang hujan datang
Kala hujan tiba, kau bersembunyi dari air
Maumu itu apa?
Mana mungkin bisa kita membenci keduanya
Hanya dua musim itu yang menemani kita sepanjang tahun
Hanya mereka yang akan bergantian menemani hari kita
"Diamlah! Kamu itu terlalu berisik!"
Suaramu yang seperti petir menyambar, aku yang kamu katakan berisik
"Ini masih pagi!"
Anak kecil pun tahu ini masih pagi, bukan malam Gemala!
"Cukup hujan saja yang merusak hariku, tidak usah ditambah dengan celotehanmu itu."
Gem!
Gem!
Gem!
"Ya!"
Hujan tak pernah membencimu, mengaoa kamu begitu marah padanya?
"Berhentilah untuk bertanya!"
Baiklah, akan kubiarkan kamu di sana bersama awan hitam
Dan aku di sini bersama langit biru
Tapi Gem, jika kamu memang membenci hujan, kemarilah!
Aku di sini tanpa hujan
Baca Juga: [PUISI] Selembar Kebahagiaan
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.