[PUISI] Kalut
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Cinta menghempasku dengan sangat kuat
Melemparkanku dalam luka yang dalam
Menyelimuti hatiku dengan awan kelam
Matahari tetap pada perputarannya
Hatikulah yang kehilangan sinarnya
Ditelan oleh pekatnya luka yang dirundung kecewa
Resah...
Aku merenung tak berujung
Memikirkan cinta yang tak kunjung usai
Bimbang...
Ingin pulang menemui pengharapan
Berjalan kembali dalam terang
Ragu...
Enggan melangkah menemui jalan buntu
Takut..
Gemuruh akan datang menghempasku lebih kejam lagi
Semua berkecamuk dalam jiwaku
Seperti orang gila...
Menjalani hidup tanpa arah dan tujuan
Aku masih tinggal pada bumi,
tapi kakiku seolah tak pernah lagi berpijak padanya
Dimana aku harus mencari sumber cahaya?
Jika ia telah menutup mataku hingga buta...
Hanya ada kegelapan yang menyiksa
Pikiranku berkecamuk tanpa arah, tak sejalan bersama hati yang sudah ingin menyerah
Hatiku kalut seperti benang kusut
Tak pernah bisa mengurai perasaan dalam bingkai kejujuran
Setiap hari aku hanya bisa tidur bersama derita
Bangun menuai air mata
Seolah harapan sudah tak akan pernah datang untuk kembali
Bekasi, 18 Juni 2019
© Chesamstory
Baca Juga: [PUISI] Dunianya Bukan Kamu Saja
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.