[PUISI] Rindu

Aku merelakanmu

Rintik hujan jatuh begitu saja membasahi tubuhku yang lemah dan pasrah.

Ini bukan kali pertama aku menatap kosong ke arah gundukan tanah yang tertancap kayu bertuliskan namamu.

Nama yang selalu menjadi alasan kenapa aku begitu kuat menjalani hariku.

Dan kini aku hanya bisa tersenyum miris mengenang kisah yang terpaksa selesai begitu saja.

Ujung dari segala harap telah sampai di depan mata, aku merelakanmu kembali kepada yang Kuasa.

Baca Juga: [PUISI] Tak Satupun Tahu

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

uma_ nihhh Photo Verified Writer uma_ nihhh

suka sama banyak hal, tapi ga suka kamu.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Merry Wulan

Berita Terkini Lainnya