[PUISI] Setia Bukan Berarti Tak Mampu Berpaling

Penilaianmu yang salah tentang kesetiaanku

Hari ini, 

Kembali aku jatuh lagi 

Bedanya bukan jatuh cinta padamu saat pertama kali kamu mengajakku bertemu

Untuk kesekian kalinya aku jatuh dalam sakit hati yang biasa kau buat dengan sempurna

Aku tak tau sejak kapan kamu juga jadi sumber sakitku 

Yang ku tau sebelumnya muara kebahagiaanku adalah kamu apapun itu tetap kamu

Tapi kini yang ada kamu menguji kesetiaanku setiap kalinya

Seolah kamu bangga dan riang ketika aku membujukmu untuk tak marah lagi kepadaku

Namun kamu lupa, 

Manusia tetap memiliki hati dan terlebih harga diri

Cinta, ada yang mau ku katakan di sakit hati kesekianku ini

Aku mengalah selama ini, aku setia selama ini, aku bersabar selama ini

Bukan karena tak ada orang yang menginginkan cintaku,

Bukan juga karena aku tak mampu mengiyakan ajakan orang ketiga

Melainkan aku adalah manusia yang memegang kepercayaan pada komitmen dalam menjalin hubungan

Aku sudah berjanji untuk menjagamu di depan orang tuamu dan bila aku lelah nanti 

Kamu akan tetap menjadi anak mereka tanpa kekurangan apapun tanpa sakit hati karena penghianatan atau apapun

Sebagai pria itulah yang bisa ku lakukan padamu hingga titik akhir dimana aku akan meninggalkanmu

Berat memang, 

Bukannya aku mau berpaling dan lupa janji kita, 

Namun ketika hanya sakit yang kau beri, aku bukan Tuhan yang tetap menyayangi umatNya yang penuh dosa

Baca Juga: [PUISI] Rindu Ibu

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Laurensius Aldiron Photo Verified Writer Laurensius Aldiron

Seorang pegawai kantoran pada umumnya, yang memilih menulis untuk mengeluarkan opini yang tak bisa disampaikan secara langsung..

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • erwanto

Berita Terkini Lainnya