[PUISI] Yang Maha Mulia, Keangkuhan

Ketika bahagia ini dirasa jadi ancaman

Terdengar suara penuh kutuk di belahan pertiwi
Ketika perbedaan dipandang sebagai jurang pemisah
Ketika sang Kuasa dijadikan alat untuk menumpas perbedaan hati
Lama sudah hidup dalam kepura-puraan untuk menciptakan sebuah kisah

Yang berbeda dikatakan menikmati hidup tanpa ingat dosa
Yang berbelok dikatakan tak menghargai garis Sang Ilahi
Entah yang mengatakan tak ingat bila dia pun manusia
Entah dia berbangga karena aibnya belum diketahui

Kepada Yang Mulia keangkuhan, 
Dimana dada bisa membusung di saat diri sendiri penuh tipu daya
Yang selalu menggiring simpati supaya yang beda jadi tawanan
Yang tersenyum bangga melihat darah sang berbeda berlinang di belanga

Jangan bangga hanya karena orang tak tahu kebenarannya 
Jangan hanya bisa menindak orang yang kelihatan berlabel dosa
Karena barangsiapa yang menuturkan aib, dia akan dipermalukan, 
Dan barangsiapa membenci, dia tak pantas diagungkan 

Baca Juga: [PUISI] Berada Sejengkal dari Ketakutan

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Laurensius Aldiron Photo Verified Writer Laurensius Aldiron

Seorang pegawai kantoran pada umumnya, yang memilih menulis untuk mengeluarkan opini yang tak bisa disampaikan secara langsung..

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya