[PUISI] Yang Maha Mulia, Keangkuhan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Terdengar suara penuh kutuk di belahan pertiwi
Ketika perbedaan dipandang sebagai jurang pemisah
Ketika sang Kuasa dijadikan alat untuk menumpas perbedaan hati
Lama sudah hidup dalam kepura-puraan untuk menciptakan sebuah kisah
Yang berbeda dikatakan menikmati hidup tanpa ingat dosa
Yang berbelok dikatakan tak menghargai garis Sang Ilahi
Entah yang mengatakan tak ingat bila dia pun manusia
Entah dia berbangga karena aibnya belum diketahui
Kepada Yang Mulia keangkuhan,
Dimana dada bisa membusung di saat diri sendiri penuh tipu daya
Yang selalu menggiring simpati supaya yang beda jadi tawanan
Yang tersenyum bangga melihat darah sang berbeda berlinang di belanga
Jangan bangga hanya karena orang tak tahu kebenarannya
Jangan hanya bisa menindak orang yang kelihatan berlabel dosa
Karena barangsiapa yang menuturkan aib, dia akan dipermalukan,
Dan barangsiapa membenci, dia tak pantas diagungkan
Baca Juga: [PUISI] Berada Sejengkal dari Ketakutan
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.