[PUISI] Merindukan Cahaya
Masih menanti cairan rindu
pexels.com/Luis Dalvan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Aku mulai merindukan jatuhnya dedaunan sore
Sudah lama pohon rinduku dipeluk hawa dingin
Beruntunglah cahaya tetap setia menemani
Kemarilah, wahai sore!
Lihatlah tarian ranting itu
Mereka sudah tak tahan menahan nafsu
Sampai kapan aku menunggu?
Jangan biarkan pohon rindu mati membeku!
Baca Juga: [PUISI] Aku Kembali
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Editorial Team
Show All