[PUISI] Melihat Lebih dari yang Terlihat 

Kebenaran jarang sesederhana kalimat pembukanya 

Pikiranku membuat sebuah asumsi
Hatiku memberi nilai terpantas
Mataku meliriknya dari atas sampai bawah
Telingaku tidak ingin mendengarkan
Tanpa tertarik menutut penjelasan
Begitulah aku berasumsi

Prasangka pun muncul
Kecenderungan pribadi menguasaiku
Sudut pandangku adalah aturan dunia
Aku tidak mau mencari korelasi
Tidak ingin meneliti lewat opini
Begitulah aku berprasangka

Jadi, saat posisi berbalik
Perananku dulu menjadi penting
Kulempar semua informasi
Memaparkan banyak korelasi
Mencoba mengubah kecenderungan
Begitulah aku jatuh terperangkap

Sesudah bangkit dari kesalahpahaman
Dengan banyak orang yang percaya
Dan tidak sedikit orang tetap mencibir
Kebenaranku akhirnya terungkap
Sungguh sangat tidak sederhana
Begitulah aku tersadar akan kelakuanku dulu

Tapi, seberapa banyak orang yang seberuntung diriku?
Bisa menjelaskan kebenaran yang sesungguhnya

Baca Juga: [PUISI] Seperti Kelopakmu yang Merah Muda

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Mega Leoni Photo Writer Mega Leoni

Berminat pada sisi psikologi dari kehidupan manusia.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya