[PUISI] Kapal yang Berpulang

Bukan ke rumah, melainkan menuju keabadian #IDNTimesfiction

Dia berpamitan pada keluarga

Melontarkan senyum yang tulus terasa

Bersama malam, ia harus melawan dingin yang menyiksa

Demi menghidupi keluarga tercinta

 

Kapal mulai berlayar kala dingin meronta-ronta

Membuat selimut tebal seolah tak berguna

Tapi laki-laki itu seolah menafikannya

Tak peduli meski tulangnya membeku seluruhnya

 

Ombak saat itu enggan berteman

Menjadikan kapal terombang-ambing tanpa tujuan

Lelaki itu terus memanjatkan doa pada Tuhan

Sambil mencoba tetap tenang

 

Kapal itu memang kembali

Bukan ke rumah, melainkan ke tempat abadi

Laki-laki itu lantas menangis tanpa henti

Sebab dirinya tak lagi bisa membawakan pulang sesuap nasi

Baca Juga: [PUISI] Tak Sejalan

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Mohammad Azharudin Photo Verified Writer Mohammad Azharudin

Anak muda biasa yang suka belajar

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Chalimatus Sa'diyah

Berita Terkini Lainnya