[PUISI] Harap sang Pangeran dengan Jujurnya Awan

Tentang terang dan jujur meski harus dilahap atau jatuh

Pernahkah kamu berpikir
Tak usah tentang luhurnya arti kejujuran
Sekadar tentang rasa sang pangeran
Tentang semua kejadian, siang juga malam

Pernahkah kamu melihat
Kayu dilahap api yang terang
Hujan yang jatuh dari jujurnya awan
Atau angin yang menyeret ombak pada karang

Mengapa perlu begitu banyak waktu
Untuk menjadi seterang api, walau mampu memberi luka
Mengapa perlu begitu banyak waktu
Untuk menjadi sejujur awan, walau mampu memberi badai
Mengapa perlu begitu banyak waktu
Untuk menjadi sekuat angin, walau mampu memberi topan

Percayalah, tak perlu takut wahai putri
Untuk menjadi terang, menjadi jujur
Karena, itu kekuatan

Baca Juga: [PUISI] Pelajaran Hasil Mengamati

Lanjutkan membaca artikel di bawah

Editor’s picks

Muhammad Hilmi Fakhri Rachmat Photo Writer Muhammad Hilmi Fakhri Rachmat

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Kidung Swara Mardika

Berita Terkini Lainnya