[PUISI] Nanar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ingin diam saja rasanya
Duduk di bawah rimbunnya pohon, sambil termenung
Duduk saja, memandangi apa yang ada di hadapan
Apa bisa digapai? Apa bisa dijalani? Apa bisa dilalui?
Rasanya berat
Sungguh berat
Entah apa lagi yang harus aku salahkan
Entah siapa lagi yang harus kukorbankan
Entah perasaan mana lagi yang harus kulewatkan begitu saja
Aku bingung entah apa yang kurasakan
Rasanya nanar, pandanganku tentang hari esok
Rasanya hambar, perasaanku tentang hari lusa
Aku sudah berjalan sejauh ini, tapi rasanya tak ada beda
Aku sudah berjuang sekeras ini, tapi hasilnya sama saja
Apa yang aku cari sebenarnya?
Apa yang aku damba sesungguhnya?
Aku pun tak tahu
Tak ada yang mengatakan aku harus apa nanti
Tak ada yang membimbingku lagi dari sini
Aku harus mencobanya sendiri
Aku harus bangkit setelah terjatuh lagi
Aku lupa jika kini aku sudah dewasa
Bebanku jauh lebih berat dari sebelumnya
Tembokku terhadap dunia semakin tebal saja
Aku harus merobohkan atau menaikinya
Semua pilihan ada padaku
Nanar rasanya aku saat ini
Tak tahu harus apa, kemana dan dengan siapa
Sudah penuh sesak pikiran dan hatiku
Meledak pun tak ada guna
Meski sulit aku harus bertahan
Aku pun bertahan untuk berbagai alasan
Termasuk untuk diriku sendiri
Editor’s picks
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.