Di matahari yang membakar senyap,
seekor cupang menari di pasir tandus,
siripnya sehalus doa yang tak sempat
mengalir ke sungai tempat rindu tumbuh.
Tak ada air, hanya ilusi.
yang memantul di lengkung cakrawala.
Namun ia tetap berenang dalam mimpi,
melawan sunyi, menantang fana.
Cupang kecil, penjaga harap,
di gurun yang haus akan makna.
Bukan air yang membuatnya hidup,
tapi keyakinan pada cinta yang setia.
(Dharmasraya, 8 Juli)