Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi seorang pria di bawah langit malam (pexels.com/Vlad Bagacian)
ilustrasi seorang pria di bawah langit malam (pexels.com/Vlad Bagacian)

Aku memanggul malam yang patah
Dengan pedang berkarat luka lama
Di balik purnama yang digantung rendah
Namamu terukir pada nyala bara

Bisikan
Dalam gumam gemetar reruntuhan doa
Kau pernah menatapku
Sebelum langit dicuri oleh ambisi seorang dewa

Aku mencintaimu
Dalam diam yang dipelintir jerit dan darah
Dalam tiap hentak napasku yang berat
Oleh bayang tubuhmu yang tak bisa kupeluk
Karena dia
Ia yang menukar jiwa dengan tahta kosong
Dan menjadikanmu tawanan nasib
Di istana tanpa cinta

Langit, nama itu tergores
Seperti luka yang tak bisa dibasuh hujan
Ia bukan manusia, bukan dewa
Ia adalah tembok tanpa pintu
Yang berdiri di antara aku dan engkau

Namun ketahuilah
Meski semesta enggan memihak
Meski cinta ini dilumuri murka
Aku akan terus berjalan
Meski tanpa kaki dan lengan kiri
Meski dalam gelap
Tanpa akhir

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team