[PUISI] Cangkir Kopi yang Kehilangan Hangatnya

Di meja pagi, ia teronggok beku
Bekas bibirmu kini bagai kerak
Dulu, tiap tegukan adalah janjimu
Sekarang hanya cangkang yang kau tinggalkan
Bukan lagi uap yang jadi selimut
Hanya dingin yang mencekik tanpa ampun
Ia menunggu tangan yang mengkhianati
Tapi yang datang hanya sunyi yang menusuk
Kopi ini tak butuh gula lagi
Karena manisnya sudah kau cabut paksa
Yang tersisa hanyalah pahit yang membusuk
Sisa dari semua kebohongan kata
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.