Januari membuka hari dengan ragu,
Februari menambal luka yang semu.
Maret hingga April berlalu bisu,
menyimpan cerita yang tak sempat bertemu.
Mei mengajarkan sabar yang panjang,
Juni merawat harap agar tak tumbang.
Juli dan Agustus berjalan pincang,
mengeja rindu di jalan yang bimbang.
September datang membawa jarak,
Oktober menutup senyum yang retak.
November belajar ikhlas perlahan-lahan,
melepas nama dari doa yang tertahan.
Desember berdiri sebagai saksi,
dua belas bulan telah menguji.
Waktu berubah, hati pun pergi,
tak lagi sama seperti dulu lagi.
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Dua Belas Bulan yang Tak Lagi Sama seperti Dulu

ilustrasi merenung (pexels.com/Kevin Malik)
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorYudha
Follow Us