Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi wanita sedih (pexels.com/Liza Summer)
ilustrasi wanita sedih (pexels.com/Liza Summer)

Dua puluh, dua satu, dua dua

Kakimu berlari-lari di semesta

Mengejar impian menuju masa yang penuh cahaya

Tanpa canggung dan bimbang dalam dada


Rebas-rebas hingga deras tak menghentikan langkahmu

Gemerisik bisikan daun tak bisa mengalihkan tujuanmu

Gemuruh petir pun tak mampu menggetarkan hati

Bahkan api ambisi tetap membara di sanubari


Dua tiga, dua empat, dua lima

Kini lihatlah cermin di depanmu

Lihatlah, sosok dengan tatapan kosong itu

Itulah dirimu yang tenggelam dalam tuntutan manusia


Dua lima bukanlah batas dari apapun

Dua lima hanya angka di atas sepotong kue

Lantas mengapa kakimu berhenti mengejar cahaya?

Kenapa hatimu goyah dengan bisikan-bisikan manusia?


Dua lima, dua enam, dan selanjutnya

Jangan memakan buah bibir manusia

Ingatlah bahwa semesta penuh dengan rahasia

Dan peryataan mereka termasuk hak mutlak-Nya

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team