Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Epilog Amorfati

Ilustrasi putus asa
Epilog amorfati
Aku, daksa yang masih terlihat sama
Akan tetapi Atmaku berbeda
Eksistensi yang dipenuhi enigma
Tiada hujung, nyaris tiada sanggahan
Aksara membentang luas di bentala
Diliputi oleh banyak pertimbangan
Sayangnya lengkara mengerubungi
Bungkam, benakku dihantui oleh bayang-bayang
Realitasnya ini adalah nastabala
Bukanlah amerta yang menggenggam
Aku hampir mendekati jatukrama
Namun malah amorfati yang ku jamah
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editorial Team
EditorKidung Swara Mardika
Follow Us