Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Genderang Perang Masa Lalu

ilustrasi melangkah (pexels.com/Bob Price)
Tiap-tiap cinta yang tumbuh
Tak semuanya layak disiram
Ada yang wajib dikubur
Sejak syair putus berkumandang
Ikrar merelakan bergaung tiada henti
Dulu rela mati
Kini setengah mati benci
Rasa tersirat tersembunyi,
di lubuk hati
Tiba-tiba wajah ayumu terlintas
Denyut nadi kembali berirama
Namamu berputar memenuhi isi kepala
Bagaimana bisa benih rindu bertabur luka membunuh kewarasan?
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editor’s Picks
Editorial Team
EditorAtul Hamdalah
Follow Us