[PUISI] Guntur Riuh

Jika kamu bertanya suara awan
Jika kamu bertanya suara hujan
Jika kamu bertanya suara jiwa
Maka aku hanya mengenal guntur meriuh
Jangan paksa aku mendengar suara anginnya
Jangan paksa aku mendengar suara hujannya
Jangan paksa aku mendengar perasaan
Aku sudah melakukannya sejak lama
Beranggaplah aku awan malam
Beranggaplah aku genangan hujan
Beranggaplah aku keegoisan
Sebab guntur riuh di telingaku lebih keras
Aku batu dulunya, yang terbesar dan terkuat
Menikmati segala cuaca, segala alam, segala kehidupan
Aku terbesar dan terkuat
Namun hujan yang kudamba berkhianat
Menerobos, kerikil demi kerikil lepas, Guntur menggetarkan
Aku tidak tahu siapa, siapa aku
Guntur membelahku, membelah jiwaku, membelah ragaku
Aku tidah tahu siapa, siapa aku
Hanya memunguti sebagian remah dari jiwaku