Sore ini aku ingin segera pulang
Aku ingat ibu dan ayah di rumah
Hujan turun seketika begitu garang
Sombong, pada aku yang seorang lemah
Kaki kaku mengaduh pada emper kota
Tangan menggenggam asa dalam saku celana
Telinga berontak dari riuh rendah jalan raya
Mataku, liar memicing kepongahan mereka
Maaf, karena telah kuabaikan kekerabatanku dengan firasat
Di perempatan, jiwa yang berkecamuk menuntut kejujuran
Maaf, karena aku melupakan dia yang sejak lama sudah lekat
Memenuhiku, raga hampa pencari jejak keabadian
Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
[PUISI] Hujan Deras, Aku Tak Bisa Pulang

ilustrasi gadis kecil (pexels.com/cottonbro studio)
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Editorial Team
EditorErnia Karina
Follow Us