[PUISI] Jejak Laras Kala

Kala candra mengulum warna muram,
Malam berhambur kisah dalam bisik kelam.
Kidung angin berdesis liris,
Memanggul dendam rindu yang tiada habis.
Hati, ibarat prahara di samudra nirwana,
Menggelegak di pusara suka cita fana.
Kenangan bertabur laksana rempah wangi,
Terkubur sukma sepi tanpa tepi.
Adakah rembulan yang tahu gelisah embun,
Menari malu antara rindu yang terambun?
Atau bintang yang merindu gemilang jaya,
Tertunduk di altar sunyi maya?
Wahai, kidung pagi yang meranumkan jingga,
Janganlah luntur pada buih waktu tanpa suara.
Kupeluk lara rentan masa purbawidya,
Seraya kutiupkan asa dari jantung pusara.
This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.