Tiba-tiba dunia menjadi terlalu terang
Seakan mentari lupa caranya meredup
Dan detak di dada menyalak
Seperti anak panah yang terlontar
Kegembiraan itu tak meminta izin
Ia menerobos ruang yang kosong
Menertawakan sunyi yang dulu bersarang
Melompat dalam peluh dan kehabisan arah
Kegembiraan ini sangat liar
Ia meledak seperti kembang api
Tak bisa kugenggam, tak bisa kuatur
Hanya bisa kurasakan, sampai tubuh tak sanggup
Mungkin ini cara semesta membalas luka
Dengan tawa yang terlalu keras untuk dibungkam
Dengan rasa yang tak tahu caranya tenang
Dan aku hanya bisa larut