Kepadamu kami bercerita pelan,
tentang hari-hari saat dada berdentam.
Saat tatap menjadi jendela jiwa,
dan genggam tangan terasa semesta.
Kami pernah jatuh tanpa ragu,
pada tawa yang datang tak terduga waktu.
Menyebut nama dengan gemetar,
meski dunia belum tahu harus ke mana melamar.
Ada luka yang kami rawat diam-diam,
karena cinta tak selalu punya jalan terang.
Namun, kami tetap percaya dan bertahan,
meski hati kadang tak pulang dalam satu badan.
Kepadamu kami titipkan tanya,
tentang cinta yang tak selalu berbunga.
Jika kau jatuh lagi, dan lagi,
ingatlah: itu pun bagian dari mengerti.
Dan bila suatu hari kau pun ingin menyerah,
dengarkan cerita kami yang pernah patah.
Kami jatuh cinta bukan untuk menang,
tapi untuk tahu: hati pun bisa tumbuh meski hilang.